Bumi adalah tempat tinggal manusia, ya semua tahu itu. Bumi adalah rumah spesial untuk makhluk spesial yang memiliki akal pikiran. Bagaimana dengan hewan dan tumbuhan?
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا وَأَلْقَى فِي اْلأَرْضِ رَوَاسِيَ أَن تَمِيدَ بِكُمْ وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٍ وَأَنزَلْنَا مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَأَنبَتْنَا فِيهَا مِن كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ
Artinya:
Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik. (Q.S. Luqman: 10)
Sebagai makhluk spesial, manusia dibekali segala fasilitas hidup di bumi, di daratannya, lautannya, udaranya, maupun didalam tanah bumi itu sendiri termasuk di dalamnya hewan dan tumbuhan.
Sebagai makhluk spesial, manusia dibekali segala fasilitas hidup di bumi, di daratannya, lautannya, udaranya, maupun didalam tanah bumi itu sendiri termasuk di dalamnya hewan dan tumbuhan.
وَسَخَّرَ لَكُم مَّافِي السَّمَاوَاتِ وَمَافِي اْلأَرْضِ جَمِيعًا مِّنْهُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لأَيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya:
Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. (Q.S. Al Jatsiyah: 13)
Lalu, apakah tujuan diciptakannya bumi ini?
Sebagaimana Surat Al Jatsiyah: 13 di atas, bumi diciptakan untuk menunjukkan kekuasaan Allah, Tuhan semesta alam. Agar manusia beriman dan hanya kepadaNya lah menyembah.
يَاعِبَادِيَ الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنَّ أَرْضِي وَاسِعَةٌ فَإِيَّايَ فَاعْبُدُونَ
Artinya:
Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, sesungguhnya bumi-Ku luas, maka sembahlah Aku saja. (Q.S. Al Ankabut: 56)
Sejalan dengan firman Allah dalam Surat Adz Dzariyat ayat 56 tentang tujuan penciptaan mansia:
وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنسَ إِلاَّلِيَعْبُدُونِ
Artinya:
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Salah satu bagian dari ibadah untuk meyakinkan keimanan terhadap Kekuasaan Allah adalah dengan berpikir. Oleh karena itu mari kita berpikir dengan akal sehat tentang penciptaan alam semesta khususnya polemik tentang teori bumi bulat atau bumi datar.
Bumi dalam Al Quran
Tulisan ini dikaji dengan metode deskriptif terhadap apa yang Allah wahyukan dalam Al Quran. Saya mengakui, sebagai penulis, tidak memiliki kapabilitas ilmu pengetahuan tentang alam semesta yang di dalamnya ada planet, satelit, bintang, langit, dll.
Sebagian orang ingin membuktikan kebenaran Al Quran dengan mendalami dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Idealnya memang seperti itu. Contoh sederhananya misalnya firman Allah tentang haramnya minuman beralkohol.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءاَمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَاْلأَنصَابُ وَاْلأَزْلاَمُ رِجْسُُ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (Q.S. Al Maidah: 90)
Kenapa minum minuman beralkohol haram? Sampai-sampai dinisbatkan sebagai perilaku setan?
Minum minuman beralkohol dapat menghilangkan akal sehat. Banyak diberitakan perilaku kriminal seperti pembunuhan dan pemerkosaan dipicu setelah minum alkohol. Ya, walaupun banyak perilaku kriminal dilakukan manusia dalam keadaan sadar. Efek negatif lainnya sudah tersebar di berbagai tulisan, artikel, makalah ilmiah, kajian penelitian, dan lain-lain.
Begitu pula dengan penciptaan alam semesta khususnya Bumi. Logika yang benar adalah membuktikan Al Quran dengan nalar ilmu pengetahuan, bukan membuktikan kebenaran ilmu pengetahuan dengan mencari dalil dalam Al Quran.
Kenapa harus begitu? Karena kita manusia beragama yang segala sesuatunya dibatasi oleh keyakinan kita pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena ada sebagian orang tidak percaya agama, bahkan tidak mengakui adanya Tuhan!
Saya mengajak berpikir secara deduktif. Sederhananya, membaca teori (dalam hal ini kalam Ilahi) kemudian kita buktikan dengan ilmu pengetahuan. Seberapa besar akal kita ini mampu membuktikan kebesaran Allah.
Bumi
Allah menyebutkan bumi (الأرض) baca: al ardhu secara tersurat -terlihat kalimatnya- dalam Al Quran kurang lebih sebanyak 413 kali dalam 79 surat. Surat yang memiliki kalimat الأرض paling banyak adalah Surat Al Baqarah dengan jumlah 20 kali, salah satu contohnya adalah sebagai berikut:
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَآءَ بِنَآءًوَأَنزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلاَ تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَندَادًا وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya:
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (Q.S. Al Baqarah: 22)
Bumi, الأرضadalah kalimat isim/noun/kata benda berasal dari kata أرض (baca: ardhun) yang berarti tanah; daratan (Al Munawwir: Hal 18), kemudian diberi tanda isim ma’rifat berupa huruf ال. Jika membaca dengan alif-lam atau الأرض maka secara otomatis sudah tertuju pada benda khusus (ma'rifat) bernama Bumi.
Dari 413 kata bumi dalam Al Quran, hanya 19 ayat dimana bumi memiliki sifat atau kondisi yang spesifik. Kondisi spesifik tersebut diwakili beberapa kalimat (dalam bahasa Arab) yang diterjemahkan sesuai terjemah Al Quran dari Kementerian Agama:
- رحبت, diartikan “luas” 2x
- مدّ, diartikan “membentangkan” 1x
- مدد, diartikan “menghamparkan” 2x
- بارزة, diartikan “datar” 1x
- مهدا, diartikan “hamparan” 1x
- واسعة, diartikan “luas” 3x
- فراشا, diartikan “hamparan” 2x
- وضع, diartikan “meratakan” 1x
- عرض, diartikan “luas” 1x
- بساطا, diartikan “hamparan” 1x
- مهادا, diartikan “hamparan” 1x
- دحى, diartikan “menghamparkan” 1x
- سطح, diartikan “dihamparkan” 1x
- طحى, diartkan “penghamparan” 1x
Dalam Al Quran, Allah melakukan kehendakNya atau menjadikan bumi hingga memiliki sifat dan kondisi sebagai mana disebutkan. Di kesempatan lain saya akan menulis ulang tentang makna/arti masing-masing kalimat di atas berdasarkan konteks ayatnya masing-masing.
Apakah dengan melihat beberapa kata-kata di atas lantas kita langsung bisa persepsikan bumi itu datar? Bisa iya, bisa juga tidak.
Iya, jika kita meyakini pengulangan makna itu adalah penegasan Allah tentang kebenaran kondisi bumi. Ada satu tulisan yang cukup menarik tentang pengulangan dalam Al Quran di https://islami.co/kenapa-dalam-al-quran-ada-banyak-kata-yang-diulang-ini-alasannya/.
Dalam tulisan tersebut dijelaskan bahwa pengulangan dalam Al Quran memiliki beberapa tujuan yaitu:
- Taqrir; Penetapan
- Ta'qid; Penegasan
- Ziyaadatutanbih; Menuntut perhatian lebih
- Tajdid; Pembaharuan
- Ta’dzhim; Menggambarkan keagungan
Pengulangan dalam Al Quran ini sangat menarik dan menjadi penting diingat dan diteliti oleh pikiran sehat kita.
Kenapa makna tersebut diulang-ulang? Saya sendiri meyakini bahwa pengulangan ini adalah penegasan suatu kebenaran, bahwa earth is flat.
Tidak, karena belum semua aspek bahasa kita ungkap dan ini membutuhkan pemikiran yang panjang dengan secangkir kopi yang hangat.
Mari kita kupas makna dari 14 kata di atas yang mendeskripsikan kondisi/sifat bumi. Saya mengacu pada beberapa kitab tafsir dan kamus Bahasa Arab.
فراشا
Berasal dari fi’il/kata kerja dasar فرش baca; fa-ro-sya sama artinya dengan بسط baca: basatha yang artinya membentangkan. Kalimat isim/noun nya adalah الفرش baca; alfarsyu artinya tanah lapang.
رحبت
Berasal dari fi’il/kata kerja dasar رحبbaca; ro-hu-ba sama artinya dengan إتسعbaca; ittasa’a yaitu meluaskan. Konteks kalimat ini adalah untuk orang-orang yang beriman dalam memandah remeh/kecil sesuatu sehingga timbul rasa sombong dalam dirinya. Termasuk dalam melihat bumi begitu sempit, padahal bumi Allah begitu luas.
واسعة
Berasal dari fi’il/kata kerja dasar وسعbaca; wasa’a yang berarti meluaskan kemudian berubah menjadi kata sifat/adjectivadari bentuk mudzakar واسع baca; waasi’un yang berarti luas/lapang. Konteks bumi luas dalam Surat An Nisaa: 97 digunakan saat Nabi hendak melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah yang ditujukan untuk muslimin yang tidak mau ikut hijrah bersama Nabi.
مدّ
Berasal dari fi’il/kata kerja dasar مددbaca: madada kemudian berubah menjadi مدّbaca: madda yang artinya membentangkan. Jika digabungkan dengan kata الأرض maka maknanya berubah menjadi meratakan.
مهدا
Adalah mashdar/kata keterangan yang berasal dari fi’il/kata kerja dasar مهد baca; mahada yang memiliki arti membentangkan, meratakanatau hamparan.
وضع
Adalah fi’il/kata kerja dasar yang jika ditambahi maf’ul berupa dhomir ـه/ـها berarti merendahkan. Dalam terjemahan resmi kata وضع diterjemahkan menjadi ‘meratakan’.
العرض
Berasal dari fi’il/kata dasar عرض baca; ‘aradha yang berarti “luas”. Allah menjelaskan luasnya surga seperti luas bumi digabungkan dengan luas langit kepada orang-orang yang beriman.
بساطا
Berasal dari fi’il/kata kerja dasarبسط baca: basatha yang artinya menghamparkan, melapangkan, meratakan, membentangkan atau mendatarkan.
دحى
Adalah fi’il/kata dasar yang memiliki arti meluaskan, membentangkan, atau menghamparkan.
سطح
Adalah fi’il/kata dasar yang memiliki arti meratakan(menyamakan permukaan sesuatu), membentangkan, meratakan, dan meluaskan.
طحى
Adalah fi’il/kata dasar yang memiliki arti meluaskan, membentangkan, menghamparkan.
بارزة
Adalah kata sifat/isim yang berarti rata, datar, tidak ada gunung, lembah, maupun bangunan. Kata ini menjelaskan kondisi bumi saat kiamat. Allah meratakan permukaan bumi tanpa ada penghalang apapun sehingga manusia bisa melihat hamparan yang luas.
Apakah dengan arti kata-kata di atas dapat meyakinkan kita bahwa Allah menjelaskan tersurat dalam Al Quran bahwa bumi itu datar? Wallaahu A’lam, hanya Allah yang tahu maksud dari ayat-ayat di atas dengan pengulangan makna yang sama.
Sekali lagi, semua ini hanya lah tanda-tanda untuk orang yang berpikir.
Sebagian besar orang yang tidak sependapat dengan teori bumi datar beranggapan bahwa makna kata yang serupa itu bukan makna sebenarnya, melainkan karena Allah memberikan bumi yang luas sebagai tempat tinggal manusia.
Ukuran manusia yang kecil dibandingkan dengan ukuran permukaan bumi sangat jauh, sehingga bumi yang bulat pun terlihat luas (red: rata).
Ukuran manusia yang kecil dibandingkan dengan ukuran permukaan bumi sangat jauh, sehingga bumi yang bulat pun terlihat luas (red: rata).
Menciptakan dan Menjadikan
Quraisy Shihab dalam sebuah video menanggapi pertanyaan Najwa mengenai fenomena bumi datar. Beliau menjelaskan bahwa ada perbedaan makna antar kata خلق dengan جعل.
Begitu pula di internet banyak artikel bertebaran yang membahas perbedaan penggunaan kedua kata ini dalam Al Quran.
Begitu pula di internet banyak artikel bertebaran yang membahas perbedaan penggunaan kedua kata ini dalam Al Quran.
Menurut mereka kata خلق mutlak hanya milik Allah. (bagian ini saya setuju) Karena Allah memiliki nama dalam Asmaul Husna yaitu خالق yang artinya Maha Pencipta. Kemudian kata جعل tidak mutlak milik Allah, makhluk pun bisa menggunakan kata itu.
Cukup aneh karena di beberapa kitab tafsir penggunaan kata جعل yang disandingkan dengan kata الأرض itu bermakna خلق atau menciptakan.
Quraisy Shihab sendiri menjelaskan bahwa خلق digunakan Allah untuk menciptakan makhluk yang tadinya tidak ada menjadi ada. Sedangkan kata جعل digunakan Allah untuk membentuk atau menjadikan sebagai sebuah bentuk makhluk yang sudah ada. Dengan kata lain, Allah menciptakan bumi kemudian dia membentuk bumi itu.
Cukup aneh karena di beberapa kitab tafsir penggunaan kata جعل yang disandingkan dengan kata الأرض itu bermakna خلق atau menciptakan.
Quraisy Shihab sendiri menjelaskan bahwa خلق digunakan Allah untuk menciptakan makhluk yang tadinya tidak ada menjadi ada. Sedangkan kata جعل digunakan Allah untuk membentuk atau menjadikan sebagai sebuah bentuk makhluk yang sudah ada. Dengan kata lain, Allah menciptakan bumi kemudian dia membentuk bumi itu.
Bentuknya datar atau bulat?
Mari kita lihat penggunaan kedua kata tersebut dalam dua ayat di bawah ini:
Q.S. Al A’raf: 54
إِنَّ رَبَّكُمُ اللهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِى الَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَوَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلاَلَهُ الْخَلْقُ وَاْلأَمْرُ تَبَارَكَ اللهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
Artinya:
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy[548]. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.
Q.S. Al Baqarah: 164
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ النَّاسَ وَمَآأَنزَلَ اللهُ مِنَ السَّمَآءِ مِن مَّآءٍ فَأَحْيَا بِهِ اْلأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ لأَيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Artinya:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
Perhatikan kata خلقyang diterjemahkan/dimaknai sebagai ‘menciptakan/penciptaan’. Mengikuti pendapat Quraisy Shihab, Allah menciptakan langit dan bumi namun tidak spesifik bagaimana bentuk bumi (fokus ke bumi dulu yah). Kemudian Allah menjadikan bumi yang suda jadi itu bentuknya seperti ayat di bawah ini.
Q.S. Al Baqarah: 22
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَآءَ بِنَآءًوَأَنزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلاَ تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَندَادًا وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya:
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.
Gambaran bumi melalui kata-kata yang telah dijelaskan di atas tak disandingkan dengan kata خلق melainkan dengan kata جعل.
Saya menangkap apa yang disampaikan Quraisy Shihab adalah bahwa Allah menciptakan bumi. Wallaahu A’lam seperti apa bentuk awal bumi saat diciptakan. Kemudian Allah membentuk bumi yang sudah diciptakan itu ‘sebagai hamparan’ dalam kata lain datar. Apakah logikan saya salah???
Bumi datar itu - katanya - hanya persepsi manusia terhadap luasnya bumi yang bulat ini?
Saya menangkap apa yang disampaikan Quraisy Shihab adalah bahwa Allah menciptakan bumi. Wallaahu A’lam seperti apa bentuk awal bumi saat diciptakan. Kemudian Allah membentuk bumi yang sudah diciptakan itu ‘sebagai hamparan’ dalam kata lain datar. Apakah logikan saya salah???
Bumi datar itu - katanya - hanya persepsi manusia terhadap luasnya bumi yang bulat ini?
Tulisan ini mungkin tak membuktikan apapun bahwa bumi itu datar, tak ada eksperimen ilmiah juga karena kedangkalan ilmu penulis.
Melalui karya-karya para ulama, Allah memang tidak menyebut langsung bumi itu datar apalagi bulat. Paling tidak tanda-tanda itu bisa kita tangkap dan dibuktikan melalui studi empirik.
Melalui karya-karya para ulama, Allah memang tidak menyebut langsung bumi itu datar apalagi bulat. Paling tidak tanda-tanda itu bisa kita tangkap dan dibuktikan melalui studi empirik.
Di tulisan selanjutnya saya akan membahas mengenai Bumi adalah Pusat Alam Semesta.
Wallaahu A'lam
Sumber bacaan:
Tafsir Al Bughawi
Tafsir Zaadul Maisir
Al Munawwir
Sumber lain:
https://www.youtube.com
https://www.youtube.com
0 Comments