Pemahaman _flat earth_ ini adalah konsep yang diyakini kaum Kristiani Gerejawi semenjak berabad² yang lalu. Dan kini, coba dihidupkan kembali oleh sebagian pendukungnya. Ironinya, sebagian saudara kita umat Islam ikut termakan dengan asumsi ini.
Kalimat di atas seperti memojokkan seorang Muslim yang mempercayai teori bumi datar yang katanya merupakan konsep keyakinan kaum Kristen. Sebenarnya saya tidak suka membahas sesuatu karena perbedaan agama, seolah-olah berkata, “Anda mengikuti konsep orang kafir!”.
Padahal menurut saya tak usahlah membawa perbedaan agama hanya untuk mengadu pikiran dan akal sehat tentang bagaimana Tuhan menciptakan alam semesta termasuk bagaimana bentuk bumi. Bulat atau datar?
Dalam tulisan itu juga menentang pendapat Syaikh Ibnu Baaz tentang Bumi Diam, Matahari dan Bulan Berputar yang digunakan sebagai legitimasi untuk menguatkan teori bumi datar. Walaupun bumi bulat, apakah ia akan menentang bahwa ‘kafir’ hukumnya jika meyakini matahari diam dan bumi mengelilingi matahari sesuai tulisan Ibnu Baaz dalam kitab Adillah An Naqliyyah Wa Al Hissiyyah??
Saya rasa tidak.
Dengan adanya tulisan tersebut saya ingin mengulas singkat bagaimana teori-teori astronomi khususnya tentang bumi atau matahari sebagai pusat alam semesta? Teori itu adalah Geosentris dan Heliosentris.
Geosentris
Geosentris atau Teori Geosentrik (geocentric model/geocentrism/ptolemaic system) adalah teori astronomi yang menyatakan bahwa bumi adalah pusat alam semesta. Matahari, bulan, planet, dan bintang-bintang berputar mengelilingi bumi. Teori geosentrik sudah ada sejak era Aristoteles yang kemudian Claudius Ptolemaeus membuat model dari teori geosentrik seperti di bawah ini:
Pada abad ke-6 SM Anaximander mengemukakan bahwa bumi berbentuk seperti potongan suatu tiang (sebuah tabung), berada di awang-awang di pusat segala sesuatu. Matahari, Bulan, and planet-planet adalah lubang-lubang dalam roda-roda yang tidak kelihatan yang mengelilingi bumi; melalui lubang-lubang ini manusia dapat melihat api yang tersembunyi.
Geosentrisme bertahan dan dipercaya hingga zaman modern sekarang ini. Berdasarkan studi yang dilakukan Jon D Miller tahun 2005 mengemukakan bahwa 20% orang dewasa di Amerika Serikat percaya bahwa matahari mengelilingi bumi. VTSIOM melakukan polling pada tahun 2011 dan mengungkapkan bahwa 32% orang Rusia mempercayai bahwa matahari mengelilingi bumi.
Teori geosentrik ini juga dipercaya oleh kalangan Gereja, namun semua pendapat tentang teori ini bukan pendapat badan gereja secara keseluruhan. Penganut Yahudi menganggap teori ini penting untuk perhitungan kalender Maimonides meskipun tidak diperintahkan untuk mempercayai pada teori geosentrik.
Di kalangan Islam, tercatat ada 3 tokoh ulama yang mengemukakan pendapat yang sejalan dengan Teori Geosentrik yaitu Syaikh Ibnu Baaz, Syaikh Utsamain, dan Syaikh Albani.
Ibnu Baaz dengan tegas bahwa matahari dan benda langit lainnya berputar di garis edarnya sedangkan bumi diam tidak bergerak sebagaimana jelas tertulis dalam Al Quran:
يُولِجُ الَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي الَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لأَجَلٍ مُّسَمًّى ذَلِكُمُ اللهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِهِ مَايَمْلِكُونَ مِن قِطْمِيرٍ
Artinya:
Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.
Syaikh Utsamain berpendapat sama dengan Syaikh Ibnu Baaz. Dalil nash dalam Al Quran dan Hadits tidak bisa dibantah. Adapun pendapatnya tentang pendaratan manusia di bulan dalam Risaalah Haulashshu’uudi Ila Al Qamar, secara tidak langsung ‘selama teori ilmu pengetahuan tidak berbenturan dan bahkan bisa menambah ma’rifat kepada Allah’ maka tak menjadikan hal itu berlawanan dengan akidah.
Syaikh Albani berbeda, menurutnya secara astronomi bumi memang bulat dan berputar, namun secara ajaran agama bumi tetap dan diam. Tidak ada dalil tegas yang menyatakan bumi bulat, begitu pula dengan ayat-ayat yang menyatakan bumi berputar. Malah sebaliknya Allah mengulang beberapa kali bahwa matahari, bulan dan benda langit lainnya ‘tunduk’ berputar mengelilingi bumi.
Heliosentris
Heliosentris atau heliosentrism adalah teori yang menyatakan bahwa bumi mengelilingi matahari, dimana matahari sebagai pusat tata surya. Berasal dari bahasa Yunani, yaitu Helios yang artinya Dewa Matahari. Teori Heliosentris adalah pertentangan dari Teori Geosentris. Teori ini sudah ada sejak zaman klasik (Yunani Kuno). Dalam mitologinya, mereka menyembah Dewa Matahari, Helios, yang diidentifikan dengan Dewa Apollo.
Abad ke-16, Nicolaus Copernicus menemukan model matematis sistem heliosentris, kemudian diperluas oleh Johannes Keppler dan Galileo Galilei.
Keppler berpendapat bahwa matahari bukan sekedar pusat tata surya, melainkan juga seperti sebuah magnet yang berputar pada porosnya dan mempengaruhi pergerakan planet-planet.
Galileo Galilei dikenal sebagai ‘bapak astronomi observasional’ dimana sumbangsih dalam sains yaitu penyempurnaan teleskop. Karena mendukung teori heliosentris, Galileo dihukum oleh otoritas gereja saat itu. Dalam surat kepada sahabatnya yang baru-baru ini ditemukan, Galileo berpendapat bahwa sains harus bebas dari doktrin teologi dengan kata lain nubuat Al Kitab tidak ditafsirkan secara harfiyah. Atau, sains harus bebas dari ajaran agama?
Well, kalau begitu apa salahnya kami meyakini bumi itu datar? Al Quran tak menyebut satu kata dalam satu ayat sekalipun tentang ‘bumi bulat’ dan boleh saja jika berijtihad bahwa pengulangan makna kata hamparan dalam artikel Bumi Itu Datar dan kalimat yang berkaitan mengarahkan pada pemahaman bumi berbentuk bola.
Toh meruncingnya perdebatan masalah ini dalam Islam terjadi setelah ada ‘peristiwa besar’ dalam ilmu pengetahuan, yaitu pendaratan manusia di bulan. Cukup baik untuk mengajarkan kita berpikir tentang penciptaan alam semesta kemudian dibuktikan dengan ilmu pengetahuan (empirik).
Konon perdebatan ini berawal panjang saat penciptaan manusia. Setan yang diciptakan dari api tidak mau tunduk saat diperintahkan sujud kepada Adam yang diciptakan dari tanah. Kekhawatiran teori heliosentris adalah untuk menegakkan dan mempertahankan peristiwa sejarah yang dituliskan dalam kitab suci. Mari kita pikirkan bersama.
Wallaahu A'lam.
Sumber bacaan:
Adillah An Naqliyyah Wa Al Hissiyyah
Risaalah Haulashshu’uudi Ila Al Qamar
0 Comments