Corona: Musuh Bersama, Cebong-Kampret Tak Paham

Musuh Bersama, Cebong-Kampret Tak Paham
img src: detik.com

Kenapa saya terus-terusan menulis keresahan tentang Corona? Ya karena wabah ini yang lagi viral dan menghisap atensi semua orang. Dan saya menemukan banyak jokes di masa-masa ini. Daripada nyinyir nyonyorin orang lain mending mengungkapkan keresahan tanpa batas. Menulislah supaya orang lain tahu, kita pernah hidup di masa lalu dan BISA NULIS tentunya.

Karena ngomentarin aja gak bakal masuk catatan sejarah, kecuali sejarah manusia purba kali. Wkwkm

Tulisan ini khusus buat makhluk spesial di negara yang sudah tidak berkembang lagi, yaitu cebong dan kampret. Baik yang terang-terangan atau yang sembunyi dibalik akun gaje dan dan menyamarkan obrolan dengan bahasa kiasan. Mirip-mirip saya gaess!

Bukan momen yang tepat untuk bersitegang tentang majikan yang tak pernah memberikan kamu bayaran. Rela bela-beli demi nama baik dan harga diri, mengabaikan jati diri sendiri.

Sini, saya ajarkan bagaimana jadi cebong dan kampret yang keren dengan contoh kasus yang sudah berlalu. Supaya apa harus keren? Paling tidak, jika pembawa pesan itu elegan berarti yang terwakili akan mendapat nilai dan simpatisan tambahan.

Kasus 1:
"Presiden akhirnya tidak melarang mudik."

Biasanya cebong komentar:
"Malu deh lu, yang udah marah-marah karena dilarang mudik. Presiden gue, tetap Jokowi!"

Harusnya:
"Yee, mari kita kita nikmati kebersamaan keluarga hari raya nanti. Stay save dan jaga jarak ya...!"

Biasanya kampret berkomentar:
"Presiden gak jelas, plin-plan, menghimbau tak mudik tapi membolehkan mudik!"

Harusnya:
"Sebaiknya dibuat peraturan terintegrasi antara pemerintah pusat dan daerah. Pastikan melaksanakan prosedur pencegahan penularan kepada semua warga yang mudik."

Kasus2:
"Anies menyiapkan hotel untuk petugas medis yang menangani pasien Corona."

Biasanya cebong komentar:
"Caper banget, masih jauh 2024!"

Harusnya:
"Jangan cuma petugas medis aja ya, perhatikan juga mereka yang terpisah dari keluarga yang bertugas di rumah sakit!"

Biasanya kampret komentar:
"Ini baru goodbener!"

Harusnya:
"Semoga diikuti pemimpin daerah lain dengan anggaran APBD penanganan Corona yang lebih besar."

TAPI....

Kalau kamu mengikuti contoh dari saya, maka nggak bakal ramai, nggak seru. Karena kebanyakan dari kamu berharap ramai, rusuh, dan terus bercerai berai.

Ngemengna doang BHINEKA TUNGGAL IKA, ee gogog semuanya juga! Berbeda itu bukan hanya terkait SARA, tapi juga beda pilihan (pemimpin) politik.

Sayang, kleean tak tak paham. Padahal tak dapat bayaran. Kerja dirumahkan tapi tetap mencari perpecahan.

#think
#think
#think

Post a Comment

0 Comments