Corona: Netizen Koplök

Netizen Koplök
img src: medium.com

Halo netizen! Serius kamu netizen? Apa sosmedizen? Efbizen, Twitizen? Instaizen? Wkwkm

Netizen maennya Facebook doang. Netizen cuit-cuit kata orang. Netizen macam apa itu, netizen caper, carmuk, pansos, merasa selalu benar dengan otak mezen.

Kali ini pembahasannya agak seru, membahas kebiasaan warganet (warga yang melek internet) alias Netizen. Arti netizen menurut Wiki sudah menggambarkan bagaimana dominasi watak netizen, yaitu seseorang yang aktif dalam komunitas maya atau internet secara umum.

Aktif aja, cukup. Begitulah definisinya sehingga warga modern sekarang tak peduli kualitas dan etika sebagai manusia, sing penting on terus.

Manusia Indonesia di internet hampir semuanya kagetan, aktif, dan dan reaktif dalam mengomentari sesuatu. Ingat mengomentari, bukan menilai. Karena hanya orang dengan jiwa legowo yang bisa menilai tanpa harus berkomentar gak jelas, hanya cari perhatian.

Kita itu dikasih tools kaya tapi miskin skill. Aplikasi beken tapi buruk budi pekerti. Ngomong dengan teks seolah Tuhan yang Maha Benar pun kalah olehnya. Mari kita bahas dan tertawakan netizen-netizen berikut.

Netizen sok wartawan melahirkan produk HOAX yang viral. Tak sedikit pelakunya orang terkenal juga kebanyakan dari orang biasa yang langsung ciut saat polisi mengusut.

Merekam video dicocoklogikan dengan wabah Corona lalu membagikannya di internet (jika pantas disebut internet). Tepatnya dibagikan ke kontak/grup Whatsapp kemudian sampai di Facebook, tangan ke tangan, jari sambung jari hingga berakhir di jeruji besi.

Entah apa yang merasukimu, terkenal gak dipenjara iya. Kaya nggak, miskin kebangetan. Niat hiburan malah jadi pesakitan.

PALING BEGO adalah orang yang pertama mempercayai dan menyebarkan ulang. Ditambah dengan deskripsi serta narasi fiksi. Hampir rata-rata netizen kayak gini masuk bui.

Netizen paling koplok adalah netizen saat wabah masih nyalahin presiden, nyalahin gubernur, nyalahin bupati atau pimpinan daerah lainnya. Termasuk saya gaes! Wkwkm.

HANYA KARENA BEDA PILIHAN POLITIK

Yang sudah selesai dan rampung, semua gerak-gerik pemimpin yang terlihat dimedia dan gak suka langsung digoreng.

Yang satu, koplok angkat-angkat pemimpin itu aja. Kecintaan berlebih sehingga semua yang dilakukan adalah mukjizat dari Tuhan. Yang lainnya koplok, nyindirin yang banggain itu gaberner contohnya.

Neriakin gila ke orang gila, ya podo wae sinting!

Kalo saya sih mengkritik pemerintah ya walupun cuma bau abab yang bisa merasakan kritik saya. Peduli amat sing penting tidak menjelekkan personal seorang. Coba deh gaul pada semua kalangan, sesekali jadi orang netral tanpa komentar.

Kalo tempat gaul bermacam-macam, pengetahuan juga beragam. Watak manusia rupa-rupa jenisnya. Kalo dari kecil gaulnya di komunitas satu tipe aja ya jadilah netizen koplok satu ini.

Benar jika satu kelompok dengannya, walau tak tak ada yang salah dengan kelompok lain tak mau mereka mengakuinya. Bukannya seorang kesatria itu yang mengakui kekuatan dan kelebihan musuhnya?

Orang presiden lagi berusaha keras menanggulangi Corona malah dibilang tak punya kepemimpinan karena karena banyak kepala daerah memutuskan karantina wilayah. Baca aturan dong cuuuk! Orang gubernur lagi bikin pencegahan jangka panjang dibilang kampanye  buat 2024 mendatang.

Coba jawab sama netizen koplok satu ini, kalo fix Capress 2024 itu Pak Bocor-Bocor sama Pak Aibon, mau pilih mana lu?

Golput? Ngaku Pancasila-is kok golput?

Capek ngetik cuk, maha benar netizein dengan perkataannya, maha kuasa netizen dengan kelakuannya.

Post a Comment

0 Comments